Bertepatan juga dengan trending bulan Disember iaitu musim ramai orang melangsungkan perkahwinan, rasanya artikel di bawah ini sangat relevan untuk dibaca sebagai renungan. Kepada yang baru berkahwin, tahniah kerana berjaya menambat hati pasangan hidup masing masing hingga sampai ke jinjang pelamin dan kepada yang sudah lama berkahwin, guna dan manafaat kehadiran jemputan majlis perkahwinan sebagai 'refreshment' cinta anda kepada pasangan hidup anda.(Sama macam tuntutan mengingati mati semasa hadir pengkebumian atau melawat orang meninggal dunia)
Berikut ada satu artikel yang saya ambil dari grup chat Whatsapp iaitu "Virtual Kopitiam-ONN" yang dipos oleh Saudara Jasmi, antara lain, adalah spt berikut:
(Daripada penulis blog, Matiara - Satu dedikasi khas buat isteriku)
“Orang selalu berkata ada bekas isteri atau suami, tapi tidak ada bekas anak dan bekas orangtua.”
Cerita bijak berikut ini mungkin akan mengubah pandangan tersebut dan membuat seseorang ingin memiliki suami atau istrinya sampai akhir hayat.
Seorang motivator mengadakan permainan kecil untuk para mahasiswanya yang sudah berkeluarga dan meminta satu orang maju ke papan tulis.
Motivator: “Tulis 10 nama yang paling dekat dengan Anda!"
Maka, mahasiswa itu menulis 10 nama (ada nama tetangga,orangtua,teman kerja,istri,anaknya,dst.)
Motivator: “Sekarang pilih 7 diantaranya, yang sekiranya Anda ingin hidup terus bersamanya!”
Mahasiswa itu mencoret 3 nama.
Motivatir “Silakan coret 2 nama lagi!”
Tinggal 5 nama.
Motivator: “Coret lagi 2 nama!”
Trsisalah 3 nama, yaitu nama orang tuanya, isterinya & anaknya.
Suasana kelas hening.
Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yang harus dipilih.
Tetapi,tiba-tiba Motivator itu berkata, "Silakan coret 1 nama lagi!”
Mahasiswa itu harus mengambil pilihan yang amat sulit. Ia lalu mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Motivator: “Silakan coret 1 nama lagi!” Betapa bingungnya hati mahasiswa itu. Kemudian ia mengangkat kapur dan dengan lambat mencoret nama anaknya sambil menangis.
Setelah suasana tenang,
Motivator pun bertanya kepada mahasiswa itu. "Anda tidak memilih orangtua yang membesarkanmu, dan tidak juga
memilih anak yang merupakan darah dagingmu. Sedangkan istri, konon bisa dicari lagi. Tapi mengapa Anda memilih istrimu?”
Semua orang di dalam kelas menunggu jawaban dari mahasiswa itu, dengan penuh rasa ingin tahu.
Lalu si mahasiswa berkata,
“Seiring waktu berlalu, orangtua saya akan pergi dan meninggalkan saya.Anak saya pun jika sudah dewasa lalu menikah, pasti meninggalkan saya juga. Sedangkan yang benar-benar akan menemani saya dalam hidup ini sampai akhir hanyalah ISTERI saya.
Orang tua dan anak bukan saya yang memilih, tapi Tuhan yang menganugerahkan, tapi saya yang memilih sendiri ISTERI saya dari seluruh wanita yang ada di sekitar saya.
Setelah membaca chat tersebut, penulis mengambil kesempatan untuk memanjangkan cerita ini kepada semua Sang Suami dan mendedikasi khas kepada isteri penulis dan dedikasi umum semua yang bergelar isteri, di dunia ini.
No comments:
Post a Comment